
V for Vendetta adalah film tahun 2006
yang ceritanya diadaptasi dari sebuah novel grafis berjudul V for Vendetta
karya Alan Moore dan David Lloyd, yang menceritakan tentang seseorang yang
berinisial "V" yang berjuang untuk menghacurkan rezim pemerintahan
otoriter di Inggris.
Film ini disutradarai oleh James
McTeigue dan diproduksi oleh Joel Silver (salah seorang produser film tersukses
di Hollywood) dan Wachowski bersaudara (Andy Wachowski dan Larry Wachowski),
yang juga menjadi penulis skenario dalam film ini.
Pemeran utama dalam film ini
diperankan oleh Natalie Portman yang berperan sebagai Evey Hammond dan Hugo
Weaving sebagai V, Stephen Rea sebagai Finch, serta John Hurt sebagai Sutler.
V for Vendetta mengambil latar
belakang Inggris di era masa depan ketika berada di bawah kepemimpinan rezim
yang totaliter. Hal ini bermula sesaat pasca-perang dunia yang meluluh
lantakkan berbagai negeri. Kekacauan merebak dimana-mana, kelaparan, penyakit
dan juga angka kematian yang begitu tinggi. Hal ini akhirnya yang menjadi
pembenaran bagi seorang politikus yang ambisius untuk meraih kekuasaannya
dengan menerapkan pola kekuasaan yang fasistik. Semua dikontrol oleh negara,
tak ada kebebasan sipil, bahkan juga termasuk dalam berpendapat dan menjadi
berbeda. Bahkan juga di dalamnya, memeluk agama lain selain satu agama yang
‘direstui’ oleh pemerintah, dianggap sebagai sebuah kejahatan. Dalam satu
bagian, dikisahkan bagaimana seseorang dapat ditangkap hanya karena memiliki
Al-Qur’an. Film, buku-buku sastra dan bahkan juga karya-karya seni dilarang.
Di tengah kondisi demikian, seorang
individu yang menyebut dirinya V, dengan mengenakan kostum ala Guy Fawkes mulai
mengambil tanggung jawab atas semua hal yang terjadi dan mulai melancarkan
propaganda yang dikenal dengan istilah"propaganda by deed". V
menyadari bahwa kesalahan suatu negeri memang tidak dapat ditudingkan begitu
saja pada parabirokrat dan politisi, karena bagaimanapun juga, para penguasa
fasis tersebut bisa berada di kekuasaannya karena publik membiarkannya (dengan
berbagai alasan, seperti ketakutan dan ketidak pedulian). Dalam satu episode, V
mengatakan pada publik melalui televisi bahwa, “untuk mengetahui siapa yang
bersalah atas semua yang terjadi, mari kita menatap cermin.”
Maka aksi V yang dimulai pada tanggal
5 November dimulai. Tanggal ini sendiri dipilih untuk menghormati tanggal di
mana Guy Fawkes melakukan aksi peledakkan gedung parlemen Inggris pada abad
ke-16 yang gagal—kisah mengenai Guy Fawkes sendiri adalah kisah yang nyata
terjadi. Satu persatu para politikus, yang merupakan sejumlah tokoh penting
dari partai politik yang berkuasa, menemui ajalnya. Hal ini berkaitan dengan
‘dosa-dosa’ para politikus tersebut pada masa lampau yang telah memilih V
sebagai salah satu korbannya. Plot pemberontakan itu sendiri disusun oleh V
sedemikian rupa sehingga dalam waktu satu tahun (dari tanggal 5 November ke 5
November tahun berikutnya), yang diharapkan seluruh kekuasaan fasis akan
runtuh.
Dalam film, segalanya berlangsung
lancar. Plot demi plot berjalan dengan mulus, bahkan hingga titik terakhirnya
di mana publik dengan tenang berjalan menuju Trafalgar Square dan berkumpul
menyaksikan bagaimana gedung parlemen meledak dan runtuh.Tentara yang berjaga
bahkan tak melepaskan satu tembakan. Semua orang penting partai yang dianggap
berdosa pada masa lampau telah menemui ajalnya di bawah keadilan yang dibawa
oleh V. Sang pemimpin negara, Kanselir Adam Sutler, tewas ditembak Creedy,
komandan pertahanan. Creedy sendiri kemudian dibunuh V. Semua mulus walau V
sendiri akhirnya menemui ajalnya di tangan para Fingerman, polisi khusus
pemerintah.
Dan Di beberapa negara film ini dilarang
beredar oleh pemerintah negara setempat dengan alasan tertentu, hal ini terjadi
di negaraItalia. Di beberapa negara lainnya film ini mulai disoroti oleh
perintah dan mempertimbangkan izin peredarannya di negara mereka.
Watch
this>>>......>>>>
V for Vendetta adalah film tahun 2006
yang ceritanya diadaptasi dari sebuah novel grafis berjudul V for Vendetta
karya Alan Moore dan David Lloyd, yang menceritakan tentang seseorang yang
berinisial "V" yang berjuang untuk menghacurkan rezim pemerintahan
otoriter di Inggris.
Film ini disutradarai oleh James
McTeigue dan diproduksi oleh Joel Silver (salah seorang produser film tersukses
di Hollywood) dan Wachowski bersaudara (Andy Wachowski dan Larry Wachowski),
yang juga menjadi penulis skenario dalam film ini.
Pemeran utama dalam film ini
diperankan oleh Natalie Portman yang berperan sebagai Evey Hammond dan Hugo
Weaving sebagai V, Stephen Rea sebagai Finch, serta John Hurt sebagai Sutler.
V for Vendetta mengambil latar
belakang Inggris di era masa depan ketika berada di bawah kepemimpinan rezim
yang totaliter. Hal ini bermula sesaat pasca-perang dunia yang meluluh
lantakkan berbagai negeri. Kekacauan merebak dimana-mana, kelaparan, penyakit
dan juga angka kematian yang begitu tinggi. Hal ini akhirnya yang menjadi
pembenaran bagi seorang politikus yang ambisius untuk meraih kekuasaannya
dengan menerapkan pola kekuasaan yang fasistik. Semua dikontrol oleh negara,
tak ada kebebasan sipil, bahkan juga termasuk dalam berpendapat dan menjadi
berbeda. Bahkan juga di dalamnya, memeluk agama lain selain satu agama yang
‘direstui’ oleh pemerintah, dianggap sebagai sebuah kejahatan. Dalam satu
bagian, dikisahkan bagaimana seseorang dapat ditangkap hanya karena memiliki
Al-Qur’an. Film, buku-buku sastra dan bahkan juga karya-karya seni dilarang.
Di tengah kondisi demikian, seorang
individu yang menyebut dirinya V, dengan mengenakan kostum ala Guy Fawkes mulai
mengambil tanggung jawab atas semua hal yang terjadi dan mulai melancarkan
propaganda yang dikenal dengan istilah"propaganda by deed". V
menyadari bahwa kesalahan suatu negeri memang tidak dapat ditudingkan begitu
saja pada parabirokrat dan politisi, karena bagaimanapun juga, para penguasa
fasis tersebut bisa berada di kekuasaannya karena publik membiarkannya (dengan
berbagai alasan, seperti ketakutan dan ketidak pedulian). Dalam satu episode, V
mengatakan pada publik melalui televisi bahwa, “untuk mengetahui siapa yang
bersalah atas semua yang terjadi, mari kita menatap cermin.”
Maka aksi V yang dimulai pada tanggal
5 November dimulai. Tanggal ini sendiri dipilih untuk menghormati tanggal di
mana Guy Fawkes melakukan aksi peledakkan gedung parlemen Inggris pada abad
ke-16 yang gagal—kisah mengenai Guy Fawkes sendiri adalah kisah yang nyata
terjadi. Satu persatu para politikus, yang merupakan sejumlah tokoh penting
dari partai politik yang berkuasa, menemui ajalnya. Hal ini berkaitan dengan
‘dosa-dosa’ para politikus tersebut pada masa lampau yang telah memilih V
sebagai salah satu korbannya. Plot pemberontakan itu sendiri disusun oleh V
sedemikian rupa sehingga dalam waktu satu tahun (dari tanggal 5 November ke 5
November tahun berikutnya), yang diharapkan seluruh kekuasaan fasis akan
runtuh.
Dalam film, segalanya berlangsung
lancar. Plot demi plot berjalan dengan mulus, bahkan hingga titik terakhirnya
di mana publik dengan tenang berjalan menuju Trafalgar Square dan berkumpul
menyaksikan bagaimana gedung parlemen meledak dan runtuh.Tentara yang berjaga
bahkan tak melepaskan satu tembakan. Semua orang penting partai yang dianggap
berdosa pada masa lampau telah menemui ajalnya di bawah keadilan yang dibawa
oleh V. Sang pemimpin negara, Kanselir Adam Sutler, tewas ditembak Creedy,
komandan pertahanan. Creedy sendiri kemudian dibunuh V. Semua mulus walau V
sendiri akhirnya menemui ajalnya di tangan para Fingerman, polisi khusus
pemerintah.
Dan Di beberapa negara film ini dilarang
beredar oleh pemerintah negara setempat dengan alasan tertentu, hal ini terjadi
di negaraItalia. Di beberapa negara lainnya film ini mulai disoroti oleh
perintah dan mempertimbangkan izin peredarannya di negara mereka.
Watch
this>>>......>>>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar